AMarkets App

AMarkets App

Aplikasi perdagangan terbaik

peringkat aplikasi

Perbandingan Utama Indikator SMA dan EMA

Seringkali ada pertanyaan dari trader, Indikator Moving Average mana yang lebih baik untuk digunakan oleh para trader? Mana yang lebih bermanfaat, SMA atau EMA? Dua indikator ini memiliki kegunaan masing-masing dan bisa digunakan dengan jelas dalam trading.

Setiap indikator tentu saja memiliki, kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Oleh karena itu, jangan sampai salah untuk memilih indikator yang sesuai dengan ciri khas Anda sebagai seorang trader.

Pada pengembangannya Indikator Moving Average memiliki banyak ragam, tapi hanya dua macam tipe yang paling populer, yaitu: indikator SMA dan EMA. Manakah yang lebih baik? Analoginya sangat simple untuk dipelajari. Moving Average punya beberapa mode yang bisa diganti-ganti untuk menyesuaikan kondisi pasar.

Supaya analisa teknikal kita semakin tajam, maka kita harus mempelajari perbandingan mode dari Moving Average tersebut. Pada Tulisan kali ini kita akan membahas kedua indikator tersebut sehingga bisa memberikan gambaran yang lengkap tentang mekanisme trading dalam penggunaannya.

Jenis Moving Average

Seperti yang teah dijelaskn sebelumnya bahwa Moving Average merupakan indikator yang berfungsi sebagai alat penghitung nilai rata-rata dari suatu pergerakan dengan sejumlah data tertentu. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam menghitung nilai rata-rata bergerak ini pun ada bermacam-macam jenisnya, antara lain.

Model yang disebutkan diatas mempunyai cara perhitungan dan keunggulan masing-masing. Penjelasan tentang jenis Moving Average tersebut bisa anda simak dibawah ini:

Simple Moving Average (SMA)

Simple moving average (SMA) adalah salah satu indikator moving average yang paling sederhana dan banyak digunakan oleh trader di dalam trading. Simple moving average dihasilkan melalui perhitungan harga rata-rata yang bergerak dalam suatu periode tertentu. Kebanyakan moving average didasarkan pada harga penutupan.

Formula:

SMA = SUM (CLOSE (i), N) / N

Dimana:

  • SUM — jumlah;
  • CLOSE (i) — harga penutupan periode saat ini;
  • N — jumlah periode perhitungan.

Misalnya, simple moving average 5 hari adalah jumlah harga penutupan lima hari dibagi lima. Sesuai dengan namanya, moving average adalah rata-rata yang bergerak. Data lama dihilangkan saat data baru tersedia, menyebabkan rata-rata bergerak sepanjang skala waktu.

Exponential Moving Average (EMA)

Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis Moving Average yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru. Rata-rata bergerak eksponensial juga disebut sebagai rata-rata bergerak tertimbang secara eksponensial.

EMA memiliki perhitungan yang lebih kompleks, serta kemampuan untuk lebih responsif terhadap pergerakan harga terbaru dibandingkan Simple Moving Average. Perhitungannya dilakukan berdasarkan rata-rata pergerakan harga dalam periode tertentu, kemudian ditambahkan lagi dengan multiplier (pembobotan).

Formula:

EMA = (CLOSE (i) * P) + (EMA (i – 1) * (1 – P))

Dimana:

  • CLOSE (i) — harga penutupan periode saat ini;
  • EMA (i – 1) — nilai Moving Average periode sebelumnya;
  • P — persentase penggunaan nilai harga.

Rata-rata bergerak eksponensial adalah jenis rata-rata bergerak yang memberi bobot lebih pada harga terkini dalam upaya membuatnya lebih responsif terhadap informasi baru. Untuk menghitung EMA, Anda harus terlebih dahulu menghitung rata-rata bergerak sederhana (SMA) selama periode waktu tertentu. Selanjutnya, Anda harus menghitung pengali untuk pembobotan EMA. Dengan demikian, EMA memberikan bobot yang lebih tinggi pada harga terkini, sedangkan SMA memberikan bobot yang sama untuk semua nilai.

Mengukur Perbandingan Antara SMA dengan EMA

Harap dicatat oleh kita semua bahwa bahwa perbandingan yang disajikan ini bukan untuk bertujuan mencari indikator terbaik dalam segala situasi. Masing-masing indikator tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu tiap indikator akan lebih efektif jika digunakan pada situasi tertentu.
Oleh karena itu mari kita lihat secara detail pada uraian berikut ini:

Situasi SMA Lebih Efektif digunakan

Garis indikator SMA umumnya bergerak agak lambat (lagging) mengikuti perubahan harga terkini, sehingga sekilas garisnya terlihat menjauh dari titik harga terkini. Karena hal tersebut, indikator SMA lebih efektif digunakan sebagai garis batas support dan resistance, atau penanda pantulan harga. Misalnya seperti contoh di bawah ini:

Gambar 1 – Situasi SMA Lebih Efektif digunakan

Dari gambar di atas, bisa dilihat dengan jelas bahwa indikator SMA periode 50 berfungsi lebih baik jika dibandingkan dengan EMA periode 50 dimana sama sebagai garis pembatas level support dan resistance yang dinamis.

Inilah yang menjadi alasan mengapa indikator SMA akan lebih berguna jika digunakan pada timeframe dan periode tinggi. Sebagian besar trader pada umumnya menggunakan SMA berperiode 50 ke atas (100 dan 200) pada timeframe Daily untuk membantu proses analisa teknikal mereka. Bahkan, SMA 200 sering dianggap sebagai indikator trend jangka panjang yang sangat krusial.

Situasi EMA Lebih Efektif digunakan

Garis pada indikator EMA lebih cepat merespon perubahan harga. Dengan kata lain, garis EMA akan tampak lebih luwes mengikuti pergerakan harga terkini dibanding garis indikator SMA. Karena faktor tersebut, indikator EMA lebih efektif digunakan sebagai sinyal trading, terutama untuk trading jangka pendek di time frame kecil.

Salah satu sinyal trading tersebut adalah persimpangan antara dua atau lebih garis-garis Moving Average (MA Crossover. Contohnya seperti berikut:

Gambar 2 – Situasi EMA Lebih Efektif digunakan

Gambar di atas menunjukkan tiga garis EMA dengan periode berbeda-beda. Sinyal trading pada indikator EMA lebih cepat terpicu daripada indikator SMA karena garis-garis pada EMA lebih responsif pada perubahan harga. Dengan kata lain, kalau Anda tidak mau terlambat pasang posisi, pakailah EMA, kalau pakai SMA malah telat.

Kesimpulan

Secara garis besar, kita tidak bisa mengatakan bahwa SMA lebih baik daripada EMA, ataupun sebaliknya. Setiap indikator tersebut memiliki formula dan gaya tertentu, di mana hasilnya akan lebih optimal jika digunakan pada situasi yang tepat. Oleh sebab itu, kita harus mempelajarinya dan mencoba kedua varian Moving Average tersebut. Setelah itu, tentukan mana yang paling cocok untuk kebutuhan dan gaya trading Anda. Demikian penjelasan singkat yang bisa disajikan untuk Anda, semoga artikel tentang Perbandingan Utama Indikator SMA dan EMA.