Candlestick dalam trading adalah hukum yang harus diketahui dan dipahami. Ini merupakan suatu yang harus benar-benar dipahami oleh para trader. Untuk para trader pemula biasanya agak sedikit bingung saat membaca analisa trading yang diberikan oleh para ahli terutama pada saat menyinggung tentang kata candlestick dan efeknya terhadap pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai apa itu candlestick dan bagaimana cara menggunakannya.
Konten Artikel
Pengertian Candlestick
Candlestick adalah jenis grafik harga (chart) dalam hal memetakan serta membaca suatu pergerakan harga di pasar finansial/trading secara teknikal. Biasanya pada saat mendengar kata “candlestick”, biasanya dalam pikiran kita yang muncul adalah visualisasi bentuk silinder yang panjang dengan sumbu dimana bisa dinyalakan untuk menerangi ruangan. Itu hanya sebuah ilusi.
Akan tetapi tidak sepenuhnya salah, karena arti candlestick memang berasal dari bentuknya. Namun, pengertian utama candlestick yang kita bicarakan disini adalah salah satu jenis grafik harga (chart) untuk menganalisa pasar dan ditemukan oleh Munehisa Homma.
Munehisa Homma, aslinya adalah pedagang beras di Sakata, Jepang, pada abad ke 17 yang mempelajari pergerakan harga beras di Osaka. Pada tahun 1755, Homma menulis sebuah buku dengan judul “San-en Kinsen Hiroku” dimana buku itu mengulas tentang psikologi pasar untuk pertama kalinya di dunia.
Homma menganalisa bahwa aspek psikologis pasar itu penting bagi kesuksesan trading, serta bahwa emosi trader memiliki pengaruh signifikan terhadap harga beras. Filosofi Homma, “ketika semua orang bearish, ada alasan bagi harga untuk naik”; dan demikian pula sebaliknya, ketika semua orang cenderung optimis harga bullish, ada alasan bagi harga untuk turun.
Analisa teknikal yang digunakan Homma dikembangkan secara lanjut oleh para ahli, dan dikemudian penggunaan “candlestick” disempurnakan dan disebarluaskan oleh Steve Nison melalui buku-bukunya. Candlestick terus digunakan hingga sekarang untuk menganalisa pergerakan harga saham, komoditas, forex serta instrument trading lainnya.
Elemen Candlestick
Sekilas tentang candlestick dan sejarahnya telah kita bahas diatas, selanjutnya yang perlu dipahami adalah elemen-elemen apa saja yang membentuknya candlestick tersebut. Untuk membuat grafik candlestick, kita harus memiliki data tentang harga pembukaan (Open), harga tertinggi (High), harga terendah (Low), dan harga penutupan (Close), atau biasanya disebut dengan istilah OHLC, dalam periode waktu tertentu. Data harga dalam satu periode tersebut akan membentuk suatu bentuk candle yang utuh.
Pada bagian candle, terdapat bagian di tengah yang disebut sebagai “body”. Terdapat garis tipis, yang berada di bagian atas dan bawah body, biasa disebut “shadow” atau “tail” (ekor). Pada gambar dibawah ini adalah struktur dari grafik candlestick:
Gambar 1 – Struktur Candlestick
Pewarnaan grafik candlestick dalam platform trading bisa diubah berdasarkan selera kita, yang penting adalah bagaimana kita memahami cara kerjanya. Sebagian besar trader sering menggunakan warna warna hijau untuk bullish dan merah bearish, atau lainnya. Pemahaman tentang candlestick akan terasah seiring dengan berjalannya waktu terutama saat kita benar-benar mempelajarinya. Aturan dari candlestick yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
- Candlestick dengan body yang berisi atau berwarna merah, mengindikasikan harga Close lebih rendah daripada harga Open. Hal ini menunjukkan kondisi BEARISH (harga tertekan karena seller lebih kuat di pasar).
- Apabila candlestick menunjukkan body yang kosong atau harga Close di atas harga Open, berarti harga pasar cenderung naik dan bersifat BULLISH (harga meningkat karena buyer lebih kuat di pasar).
Untuk lebih jelasnya, kita bisa lihat pada contoh candlestick yang menunjukkan pergerakan harga pada pasangan mata uang EUR/USD pada platform MetaTrader AMarkets berikut ini:
Gambar 2 – Candlestik Platform MetaTrader AMarkets
Grafik candlestick pada contoh diatas menunjukkan pergerakan di Time Frame Daily (D1). Dalam pengertiannya adalah setiap candle menampilkan harga OHLC dalam satu hari. Ketika Candle berwarna hijau, artinya harga Open lebih rendah dibanding harga Close pada satu hari tersebut. Sedangkan ketika Candle berwarna merah, berarti Close lebih rendah dibanding Open. Bisa dilihat juga bahwa candle terakhir pada ujung paling kanan belum terbentuk sempurna, karena hari perdagangan belum selesai.
Kesimpulan
Penggunaan candlestick merupakan pilihan dan sebagai dasar dalam analisa teknikal, salah satunya karena lebih menarik dari sisi visual jika dibandingkan dengan diagram konvensional yang hanya berupa garis. Selain itu, setiap candlestick menunjukkan pergerakan harga yang lebih mudah untuk dibaca. Yang perlu diingat, harga OHLC pada sebuah candlestick merupakan informasi penting yang dapat dipergunakan untuk menganalisa pasar. Demikianlah artikel singkat tentang Pengertian Candlestick Dan Cara Menggunakannya, semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.