AMarkets App

AMarkets App

Aplikasi perdagangan terbaik

peringkat aplikasi

Pemahaman Overbought dan Oversold dalam Trading

Pergerakan suatu harga di market tidak selalu bergerak naik secara terus menerus ataupun sebaliknya akan turun terus menerus. Terdapat situasi dimana pada suatu level tertentu, pergerakan harga yang telah naik atau turun yang terlalu jauh akan mengalami retracement atau koreksi, sebelum melanjutkan pergerakan sesuai dengan arah trend atau terjadinya pembalikan arah. Pergerakan harga yang naik serta mencapai level tertentu akan mengalami kondisi jenuh beli atau overbought, dan harga yang turun hingga level tertentu akan mengalami keadaan jenuh jual atau oversold.

Pada kondisi ini baik itu overbought atau oversold kemungkinan yang akan terjadi adalah koreksi, atau pembalikan arah atau kata lain yaitu reversal. Kedua hal tersebut bisa dikonfirmasi dengan indikator oscillator, dan salah satu osilator yang dianggap sangat efektif untuk masalah tersebut adalah Indikator Relative Strength Index (RSI). Apabila keadaan terkonfirmasi dengan benar, maka overbought ataupun oversold merupakan suatu peluang trading yang sangat bagus.

Pengertian Overbought

Overbought atau jenuh beli adalah keadaan dimana menunjukkan periode waktu pada saat terjadi suatu pergerakan kenaikan (uptrend) yang signifikan dan konsisten tanpa mengalami proses koreksi yang berarti. Jika kita melihat grafik pada platform kita, maka keadaan ini sangat jelas kelihatan pada saat harga mengalami kenaikan dari level yang paling rendah di sebelah kiri bawah ke level yang paling tinggi di sebelah kanan dari grafik yang bisa kita lihat seperti pada contoh berikut ini:

Gambar 1 – Uptrend

Pengertian Oversold

Oversold atau jenuh jual adalah peristiwa dimana menunjukkan periode waktu pada saat terjadi suatu pergerakan penurunan (downtrend) yang signifikan dan konsisten tanpa mengalami koreksi yang berarti. Pada grafik di platform trading bisa dilihat ketika harga mengalami penurunan dari level yang paling tinggi di sebelah kiri ke level yang paling rendah di sebelah kanan yang bisa kita lihat seperti pada contoh berikut ini:

Gambar 2 – Downtrend

Disebabkan harga yang tidak akan terus menerus naik atau turun, maka pada level tertentu harga akan berbalik arah. Level dimana harga kemungkinan besar akan berbalik arah adalah level overbought atau oversold. Akan tetapi sering kali pergerakan harga mengalami pola sideways (ranging) pada level tersebut dalam waktu yang lama sebelum mulai berbalik arah.

Pada artikel ini kita akan melihat level overbought dan level oversold tersebut dengan bantuan indikator RSI serta kapan waktu dan peluang trading yang paling tepat yang harus dipahami oleh para trader semua.

Penentuan Overbought dan Oversold dengan Indikator RSI

Salah satu indikator yang sangat popular serta sangat mudah dalam hal mengidentifikasi keadaan overbought dan oversold adalah RSI (Relative Strength index). Pada indikator ini, biasanya dengan periode standard 14.  Aturannya sangat sederhana yaitu ketika RSI telah mencapai level 70 maka dianggap harga telah overbought maka kemungkinan besar akan terjadi koreksi ke arah bawah (downtrend), sementara ketika level RSI telah mencapai 30 maka harga dianggap telah oversold dan akan terjadi koreksi ke arah atas (uptrend).

Gambar 3 – Penggunaan RSI di Overbought dan Oversold

Akan tetapi, kita dituntut untuk sabar dalam melakukan open posisi, karena sering kali indikator RSI telah menunjukkan keadaan overbought atau oversold tetapi harga masih naik atau turun. Supaya bisa dengan aman melakukan hal tersebut, maka kita harus menunggu saat garis RSI telah memotong garis level 70 dari atas ke bawah untuk kasus overbought seperti contoh berikut, atau memotong garis level 30 dari bawah ke atas untuk kasus oversold.

Gambar 4 – Penentuan Level Entry

Contoh pada gambar 4 proses entry sell dilakukan setelah RSI memotong level 70 dari atas ke bawah (area B), dan hindari untuk entry ketika keadaan overbought baru saja terjadi (area A).

Kesimpulan

Pergerakan suatu harga di market tidak selalu bergerak naik secara terus menerus ataupun sebaliknya akan turun terus menerus. Terdapat situasi dimana pada suatu level tertentu, pergerakan harga yang telah naik atau turun yang terlalu jauh akan mengalami retracement atau koreksi. Pergerakan harga yang naik serta mencapai level tertentu akan mengalami kondisi jenuh beli atau overbought, dan harga yang turun hingga level tertentu akan mengalami keadaan jenuh jual atau oversold.

Dengan bantuan indikator RSI maka para trader bisa dibantu dalam menentukan level overbought maupun oversold sehingga dapat memberikan kemudahan dalam menenturan arah entry posisi. Demikian penjelasan singkat yang bisa disajikan untuk Anda, semoga artikel tentang Pemahaman Overbought dan Oversold dalam Trading bermanfaat untuk kita semua.