Teknik scalping dalam pengertian bahwa trading dalam jangka pendek. Dengan Teknik scalping maka trader diarahkan untuk bertrading dalam jangka pendek dengan harapan bisa memperoleh profit dalam waktu cepat. Apakah sangat beresiko? Tentu saja sangat beresiko.
Karena sangat singkat maka scalping sangat mengandung resiko yang sangat tinggi bagi para trader, apalagi untuk trader pemula yang ingin mengejar keuntungan secara cepat. Sebenarnya ada cara yang bisa diterapkan untuk Anda agar bisa melakukan Teknik scalping dengan aman dan sangat efektif.
Konten Artikel
Oleh karena itu, di artikel kali ini kita akan membahas Teknik tersebut, dimana para trader diharapkan dapat memahami dan setidaknya bisa menggunakan Teknik tersebut dalam trading. Bagaimanakan Teknik tersebut? Kami akan menjelaskan Teknik yang bisa dijasikan sebagai acuan buat para pemula dalam bertrading secara scalping:
Teknik Simple Dengan Crossing EMA
Moving Average (MA) adalah salah satu indikator trend yang sering digunakan dalam trading. Hal ini dikarenakan Moving Average selalu menunjukkan arah trend dan garis-garis MA juga bisa menunjukkan sinyal lewat persilangan (crossing) antara MA periode rendah dan tinggi.
Bagaimana cara penerapannya dalam Teknik scalping? Dalam scalping kitab isa menggunakan 2 garis EMA (Exponential Moving Average) dipadukan dengan Time Frame yang kecil untuk mendapatkan sinyal trading. Kita bisa menggunakan EMA periode 10 dan EMA periode 20 dan bisa dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 1 – Crossing Moving Average
Apabila sentiment pasar adalah Bullish, maka persilangan EMA 10 dari bawah ke atas akan menghasilkan titik-titik Buy yang sangat potensial. Begitupun sebaliknya, pada saat terjadinya crossing EMA 10 dari atas ke bawah saat pasar bearish akan mengidentifikasi peluang-peluang sell yang bisa dimanfaatkan. Harus harus diperhatikan oleh para trader adalah indikator ini termasuk tipe indikator yang lagging yang baru terbentuk setelah harga. Oleh karena itu sinyal yang diperoleh kemungkinan tidak selalu valid dan masih membutuhkan konfirmator dari metode analisa lain.
Gabungan Indikator Stochastic Dan MA
Penggunaan indikator Stochastic paling klasik adalah pada level overbought terjadi saat berada di atas level 80 dan oversold di bawah level 20. Tapi untuk memperoleh sinyal Stochastic dalam teknik scalping sangat mudah, Anda bisa menggunakan bantuan MA. Bagaimana cara penggunaana? Dapat dijelaskan berikut ini:
Pastikan bahwa Anda menggunakan EMA 50 dan EMA 120 sebagai garis-garis MA yang digunakan dalam strategi ini. Setelah itu, kita harus memperhatikan sinyal crossing yang terjadi antara kedua MA. Apabila crossing terjadi bersamaan dengan garis-garis Stochastic, maka itu bisa dijadikan sebagai sinyal konfirmasi dan merupakan peluang untuk mengambil posisi baitu posisi buy atau sell.
Gambar 2 – Scalping Stochastis dan EMA
Dalam hal ini yang menjadi acuan dari Stochastic adalah garis-garis %K dan %D dimana crossing antara garis tersebut merupakan konfrimasi dari crossing MA.
Metode Parabolic SAR
Teknik scalping berikutnya yaitu dengan menggunakan Parabolic SAR. Dalam hal ini sebenarnya tidak hanya menggunakan 1 indikator, akan tetapi memerlukan bantuan indikator yang lain sebagai pembanding dan biasanya digunakan yaitu indikator teknikal yang terdiri dari jenis indikator trend dan Oscillator. Dalam kasus ini, Parabolic SAR menjadi indikator trend sedangkan Oscillator yang digunakan adalah MACD.
Sinyal dari Parabolic SAR ditunjukan dalam bentuk titik-titik yang yang muncul di bawah atau di atas harga, oleh karena itu patokan untuk memperoleh sinyal entry tidak didasarkan pada crossing, melainkan perpindahan posisi dari titik Parabolic SAR yang merupakan penanda perubahan trend. Dan perpotongan garis-garis MACD sebagai konfirmator sinyal.
Gambar 3 – Scalping Parabolic dan MACD
Indikator CCI Sebagai Momentum Entry
Meskipun sangat sederhana, berbagai teknik scalping pada dasarnya terdiri atas dua proses penentuan sinyal entry. Oleh karena itu apa yang digunakan akan memiliki sinyal yang lebih terfilter dan teruji.
Pada Teknik ini, kita perlu untuk menentukan arah trend supaya bisa memutuskan untuk mengambil posisi buy atau sell. Pada kasus ini kita mencoba menggunakan EMA 200 di time frame kecil (1-15 menit). Kita harus memperhatikan posisi candlestick terhadap indikator ini. Apabila harga candlestick berada di bawah EMA 200, maka trend sedang melemah dan alangkah baiknya kita mengambil posisi sell. Sebaliknya apabila harga di atas EMA 200, artinya kita mengambil posisi buy.
Langkah berikutnya, setelah kita mengetahui arah trend, maka kita mencari momentum entry. Indikator yang disarankan yaitu CCI, dimana merupakan Oscillator yang memiliki zona oversold di bawah -100 dan overbought di atas +100. Apabila arah trend sebelumnya cenderung menurun dan Anda hanya mencari posisi sell, maka entry sebaiknya ketika grafik CCI memasuki zona overbought. Sementara itu, skenario buy akan menunggu sinyal CCI di zona oversold.
Gambar 4 – Scalping CCI
Kesimpulan
Penjelasan Teknik diatas merupakan Teknik yang sangat mudah dan bisa dipahami oleh trader semua. Diharapkan untuk mencoba salah satu teknik scalping yang menurut kita merupakan Teknik yang paling mudah dan simple dalam trading kita. Yang terpenting buat para trader adalah apabila ingin menggunakan Teknik scalping maka kita harus fokus dalam rangkaian trading kita karena scalping merupakan salah satu strategi yang agresif dan membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi.
Untuk itu, hindari hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian Anda saat menerapkan scalping. Demikian penjelasan singkat yang bisa disajikan untuk Anda, semoga artikel tentang Teknik Scalping Yang Mudah dalam Trading bermanfaat untuk kita semua.