AMarkets App

AMarkets App

Aplikasi perdagangan terbaik

peringkat aplikasi

Penggunaan Indikator Relative Strength Index (RSI) Dalam Trading

Relative Strength Index (RSI) adalah salah satu indikator oscillator yang sangat populer dan cukup handal dalam trading. Pada tahun 1978, J Welles Wilder memfokuskan pelatihan analitisnya pada perdagangan teknikal. Ia memulai karir finansialnya pada real estate pada tahun 1960-an.

Pada tahun 1972, relasinya mengeluarkan Wilder dari perusahaan dan ia mengambil $100,000 keuntungan miliknya dan memulai berdagang pada pasar modal. Pada tahun-tahun itu, ia sedang mencari sebuah alat yang handal untuk mengetahui tren keuntungan. Pada tahun 1978, Wilder menggabungkan pencarian dan pengalamannya menjadi sebuah formula matematika dan indikator dimana pedagang dapat menggunakannya, RSI adalah salah satunya.

Para pengagum RSI selalu membayangkan betapa mudahnya memakai indikator tersebut. Betapa tidak, RSI selalu dikaitkan tentang pola harga jenuh dan gambaran harga yang bisa dilihat sebagai batas Low atau High pada saat tren berlangsung. Namun benarkah menggunakan indikator RSI bisa begitu mudah? Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang indikator RSI. Apa dan bagaimana penggunaan indikator ini dalam trading.

Pengertian RSI

RSI (Relative Strength Index) adalah indikator teknikal yang dipergunakan untuk mengukur besarnya perubahan harga dalam periode tertentu serta menganalisa apakah kondisi di pasar sudah mencapai jenuh jual (oversold) atau jenuh beli (overbought). Indikator RSI terutama digunakan untuk mengidentifikasi level oversold dan overbought sebuah aset investasi, tetapi juga dapat dipakai sebagai penanda munculnya peluang trading. RSI termasuk indikator teknikal tipe Oscillator yang bersifat leading (mendahului pergerakan harga).

RSI merupakan osilator momentum yang mengukur kecepatan dan besarnya pergerakan harga. Ini adalah garis dinamis yang bergerak dalam skala dari 0 hingga 100. Indikator membandingkan harga penutupan saat ini dan candlestick sebelumnya, yang menunjukkan kekuatan tren.

Formula RSI

Dalam menghitung nilai indikator RSI, terdapat beberapa komponen yang harus dihitung terlebih dahulu. Komponen tersebut adalah RS, Rata-rata peningkatan, dan Rata-rata penurunan. Jika menggunakan periode standar dari Wilder, maka rumus menghitungnya adalah:

RSI = 100 – (100 / (1 + U / D))

dimana:

U — rata-rata jumlah perubahan harga positif;
D — rata-rata jumlah perubahan harga positif.

Mekanisme Kerja Indikator RSI

Pada dasarnya, RSI digunakan untuk mengukur perubahan pada harga aset dalam periode 14 (14 hari untuk grafik harian, 14 jam untuk grafik per jam, dan seterusnya). Formula ini membagi peningkatan harga rata-rata dengan kerugian rata-rata lalu menempatkan kekuatan tersebut dalam sebuah pengukuran dengan skala 0 sampai 100.

RSI adalah indikator momentum, yang merupakan jenis alat perdagangan yang teknikal yang mengukur pergerakan harga. Pada saat momentum meningkat, ini mengindikasikan bahwa harga sedang mengalami kenaikan secara aktif dalam pasar. Sebaliknya jika momentum mengalami penurunan, ini merupakan tanda bahwa harga sedang menglami pelemahan.

RSI juga merupakan sebuah indikator osilator yang mempermudah trader untuk menentukan kondisi pasar yang overbought atau oversold. Kemampuan RSI untuk mengevaluasi harga dengan skala 0 sampai 100, dengan memperhatikan periode 14. Jika nilai RSI adalah sama dengan atau kurang dari 30, maka pasar dianggap dekat dengan dasar (oversold), dan jika di atas 70, maka pasar dianggap dekat dengan batas tinggi (overbought) untuk periode waktu tersebut dan akan mengalami penurunan.

Walaupun pengaturan dasar untuk RSI adalah periode 14, trader dapat memodifikasinya untuk meningkatkan sensitivitas (periode yang lebih pendek) atau menurunkan sensitivitas (periode yang lebih panjang). Oleh karena itu, apabila RSI menggunakan periode 7 akan lebih sensitif terhadap pergerakan harga dibandingkan dengan yang berperiode 21. Trader jangka pendek memiliki kecenderungan bahwa 20 dan 80 sebagai tahap oversold dan overbought (dan bukan 30 dan 70), maka dari itu, akan lebih sulit untuk memberikan sinyal yang salah.

Pengaturan Indikator RSI

Pada platform trading forex terutama di platform MetaTrader AMarkets indikator RSI tampil dalam bentuk garis naik-turun di bawah grafik harga. Trader tak perlu untuk menghitung atau menggambar secara manual, karena indikator RSI dapat dimunculkan hanya dengan klik Insert – Indicators – Oscillators – Relative Strength Index. Setting default periodenya adalah 14 hari perdagangan (RSI 14).

Berikut ini contoh indikator RSI yang dipasang berdasarkan setting tersebut.

Gambar 1 – Indikator RSI

Nilai indikator RSI akan selalu berfluktuasi antara 0 – 100. Pada umumnya, para trader membaca indikator RSI dengan pedoman:

  • Apabila nilai RSI sebesar 70 atau lebih tinggi, artinya suatu aset telah mengalami jenuh jual (overbought), sehingga berpeluang harga akan berbalik turun atau terkoreksi (waktunya sell).
  • Apabila nilai RSI sebesar 30 atau lebih rendah, artinya suatu aset telah mengalami jenuh beli (oversold), sehingga berpeluang harga akan berbalik naik (waktunya buy).

Gambar 2 – Setingan RSI

Namun, pergerakan harga tidaklah mutlak. Penipuan sinyal (fake signal) bisa sering muncul. Oleh karena itu, penggunaan indikator RSI sebaiknya didampingi dengan indikator teknikal lain untuk mengonfirmasi sinyal yang muncul. Alternatif lainnya, trader dapat menerapkan strategi berbeda dalam membaca indikator RSI.

Fungsi RSI dalam Trading

Penggunaan RSI dalam trading dirasakan sangat krusia dan harus benar-benar dipahami oleh para trader. Ada beberapa fungsi serta penggunaan RSI yang harus dipahami oleh para trader, antara lain:

Penentuan Level Jenuh Market

Dalam trading, harga suatu aset memiliki titik jenuh, baik karena sudah terlalu lama naik (Overbought) maupun turun (Oversold). Dalam menentukan level titik jenuh, biasanya ditetapkan sebuah level tertentu dari indikator yang dapat mewakili kejenuhannya.

Nilai jenuh pada market dapat diukur dengan menggunakan indikator RSI. Umumnya, level 70 dan 30 digunakan sebagai batasan, artinya jika nilai indikator RSI berada di atas 70, maka harga telah Overbought. Sedangkan jika nilai indikator RSI berada di bawah 30, maka harga telah Oversold. Ada Sebagian trader yang sering menggunakan level 80 dan 20 sebagai standar, jadi acuan ini tidaklah bersifat baku.

Gambar 3 – Level jenuh market

Pada gambar 3 dijelaskan keadaan secara umum, dimana level Overbought berada di atas 70, dan Oversold berada di bawah 30. Akan tetapi tidak semua Overbought dan Oversold akan berujung pada pembalikan panjang seperti yang dicontohkan ini. Lebih sering, harga akan terus melanjutkan perjalanannya naik maupun turun karena tren masih kuat berlangsung. Oleh karena itu agar tidak terjebak sinyal palsu, disarankan untuk menggabungkan RSI dengan indikator teknikal lainnya.

Para trader sering menggunakan indikator RSI sebagai bantuan dalam pengambilan keputusan trading. Salah satu contoh yang sering digunakan adalah gabungan Bollinger Bands dan RSI. Bahkan ada beberapa trader yang tak segan-segan hanya menggunakan RSI sebagai indikator utamanya.

Penentuan Tren Yang Akan Terjadi

Selain melihat level dari kejenuhan pasar, para trader juga sering menggunakan indikator RSI untuk melihat perubahan sebuah tren. Awal perubahan ini bisa dideteksi dengan melihat penembusan-penembusan pada level tertentu pada market.

Gambar 4 – Tren dengan moving average

Dalam melihat atau menentukan sebuah tren, biasanya para trader menggunakan Moving Average maupun Channel. Namun, tidak hanya kedua indikator teknikal tersebut yang dapat dijadikan acuan. RSI punya caranya sendiri dalam menentukan tren. Proses penentuan tren dengan RSI, yaitu digunakan level 50 sebagai batasan. Jika sinyal RSI berada di atas level 50 maka tren sedang naik, sedangkan jika di bawah 50 maka tren sedang turun.

Gambar 5 – Penggunaan RSI dalam Penentuan Tren

Selain untuk menentukan tren, level 50 ini juga bisa menjadi tanda awal perubahan tren. Hal ini bisa ditandai dengan penembusan level 50. Crossing ini juga biasa dikenal dengan The Centerline Crossover, atau penembusan garis tengah dengan sinyal RSI.

Penentuan Nilai Divergence

Seperti indikator, RSI juga dapat digunakan untuk membaca nilai divergence yang sedang terjadi di pasar karena sinyal divergence bisa menjadi titik reversal dalam sebuah tren. Hal ini dimungkinkan terjadi karena harga sudah tidak memiliki kekuatan lagi dalam melanjutkan perjalanannya.

Sebuah sinyal bullish divergence terjadi saat harga pada chart terlihat membentuk lower low, tapi sinyal RSI-nya justru membentuk higher low. Sedangkan untuk sinyal bearish divergence terjadi saat harga pada chart terlihat membentuk higher high, tetapi sinyal RSI-nya justru membentuk lower high. Untuk lebih jelasnya simak contoh berikut ini:

Gambar 6 – Penentuan nilai divergence

Penentuan Nilai Support dan Resistance

Selain beberapa cara di atas, RSI juga dapat digunakan layaknya trading dengan “Naked Chart”. Jadi, trading hanya menggunakan indikator RSI serta garis Support Resistance saja. Garis-garis resistance dapat dibentuk dengan beberapa titik hasil dari percobaan gagal harga untuk. Untuk garis support, dapat dibentuk dengan beberapa titik hasil dari percobaan gagal harga untuk turun.

Gambar 7 – Penentuan nilai Support dan Resistance

Setelah garis Support dan Resistance terbentuk, yang perlu diperhatikan adalah saat harga mendekat ke level tersebut sekali lagi. Perlu diamati apakah harga akan melakukan break out pada level tersebut atau akan terjadi rejection. Break out berarti harga akan meneruskan perjalanannya, sedangkan rejection berarti harga akan berbalik arah.

Kesimpulan

Demikianlah artikel singkat tentang Indikator Relative Strength Index (RSI). Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa penggunaan Rasio 30 dan 70 sangat penting dalam menentukan level oversold dan overbought, disamping itu level 50 sebagai penentuan arah trend yang sedang terjadi. Disamping itu RSI bisa juga digunakan untuk penentuan level support support dan resistence.

Penggunaan RSI bukanlah suatu yang mutlak dalam trading, sehingga tetap kami menyarankan agar bisa menggunakan indikator lain sebagai pelengkap RSI dalam bertransaksi. Demikianlah penjelasan singkat tentang indikator RSI, semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.