AMarkets App

AMarkets App

Aplikasi perdagangan terbaik

peringkat aplikasi

Pengertian dan Fungsi Indikator Teknikal Dalam Trading

Penggunaan indikator dalam trading adalah sebuah hak yang mutlak. Kita sering menggunakan Indikator Teknikal dalam trading dan ada beberapa macam indikator yang yang sering digunakan oleh kita terutama dalam trading forex.

Untuk membantu melihat kondisi pasar saat ini dan memprediksi pergerakan harga di masa depan berdasarkan grafik yang telah terbentuk, maka seorang trader sering menggunakan Indiktor Teknikal. Pada tulisan kali ini kita akan melihat dan mempelajari secara Bersama-sama beberapa Indikator Teknikal serta penggunaannya dalam trading.

Pengertian Indikator Teknikal

Pengertian dasar dari Indikator Teknikal adalah merupakan suatu alat yang dibuat sesuai dengan rangkaian perhitungan matematis berdasarkan suatu harga, volume, atau minat yang sedang serjadi di pasar terhadap instrumen investasi atau kontrak keuangan.

Pada saat kita menggunakan Indikator Teknikal pada data histori harga, maka trader bisa menggunakannya untuk memetakan kondisi pasar saat ini, sekaligus memprediksi pergerakan berikutnya (analisa teknikal). Beberapa contoh dari Indikator Teknikal adalah; Relative Strength Index (RSI), Stochastics, Bollinger Bands, dan lain-lain.

Proses analisis saat trading dengan menggunakan Indikator Teknikal sangat berfokus pada data historis suatu harga, dimana proses ini mengabaikan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi pergerakan suatu harga. Indikator Teknikal seperti ini biasanya digunakan oleh trader harian misalnya dalam trading saham, forex, dan komoditas; hal ini dikarenakan didesain untuk menganalisis pergerakan harga dalam jangka waktu yang pendek.

Akan tetapi untuk tipe trader jangka menengah sampai jangka panjang yang lebih berfokus pada analisa fundamental juga bisa menggunakan Indikator Teknikal dalam mengidentifikasi terjadinya momen terbaik untuk melakukan open posisi dalam proses tradingnya.

Tipe Indikator Teknikal

Dalam trading terdapat puluhan Indikator Teknikal. Dan setiap orang yang memahami pasar finansial bisa membuat indikatornya sendiri. Apabila Indikator Teknikal tersebut menunjukkan akurasi yang tinggi terutama direspon dengan positif oleh pelaku pasar maka dapat digunakan oleh trader di seluruh dunia. Akan tetapi secara umum, dilihat dari tampilannya, maka Indikator Teknikal dapat dibagi dua, yaitu tipe Overlay dan tipe Oscillator:

Overlay

Indikator Teknikal dengan tipe Overlay biasanya berbentuk grafik dimana akan digunakan dengan cara menumpukkannya di atas grafik harga. Contoh Indikator Teknikal dengan tipe overlay misalnya:

  • Moving Averages (MA);
  • Bollinger Bands (BB);
  • Parabolic SAR;
  • Ichimoku Kinko Hyo.

Contoh tampilan Indikator Teknikal dengan tipe Overlay dapat dilihat pada grafik pair GBP/USD dengan menggunakan indikator Bollinger Bands. Dimana grafik Candlestick menandakan suatu pergerakan harga, sedangkan grafik berupa garis merupakan tampilan Bollinger Bands.

Gambar 1 – Overlay

Oscillator

Indikator Teknikal dengan tipe Oscillator dalam penampilannya biasanya memberikan tampilan osilasi antara nilai minimal dan maksimal tertentu yang tampil di bawah grafik harga. Berbeda jika dibandingkan dengan indikator dengan tipe overlay yang terutama dikalkulasikan dari data harga, beberapa indikator tipe Oscillator juga memperhitungkan fluktuasi volume trading pada suatu instrumen. Contoh paling terkenal diantaranya:

  • Moving Average Convergence Divergence (MACD);
  • Relative Strength Index (RSI);
  • Stochastic Oscillator.

Gambar 2 – Oscillator

Anjuran Dalam Memilih Indikator Teknikal

Trader pemula biasanya mempelajari berbagai Indikator Teknikal yang ada diplatform, kemudian memilih mana yang paling nyaman dan menguntungkan untuk digunakan dalam proses tradingnya. Akan tetapi sering kali para trader trader menggunakan lebih dari satu Indikator Teknikal untuk menganalisa pergerakan harga suatu aset. Yang terpenting dan harus diperhatikan dalam pemilihan Indikator teknikal adalah sebagai berikut:

Menyesuaikan Parameter Settingan Indikator

Pada saat kita menggunakan Indikator Teknikal yang sudah ada pada platform trading, maka dipastikan bahwa sudah terdapat setting default-nya. Akan tetapi trader sebenarnya bisa merubah parameter setting tersebut.

Menyesuaikan parameter settingan indikator misalnya pada saat kita menggunakan Moving Average, kita dapat merubahnya berdasarkan harga penutupan (Close), harga tertinggi (High), atau lainnya. Moving Average itu sendiri dihitung dari nilai rata-rata suatu harga, sehingga periode dapat kita tentukan sendiri, Contohnya MA-50 Day (nilai rata-rata harga dari 50 hari terakhir), MA-100, MA-200, dan lain sebagainya.

Pada grafik harga pair GBP/USD di bawah ini, garis merah mewakili MA-50 Day, sedangkan garis biru merupakan MA-100 Day. Apabila kita menggunakan parameter berbeda, maka tampilan dan akurasinya juga akan berbeda, walaupun metode penggunaan indikator MA tetap sama.

Gambar 3 – Parameter Settingan Indikator

Penggabungan Beberapa Indikator Sesuai dengan Fungsinya

Kombinasi serta penggabungan dari dua atau beberapa indikator yang digunakan dalam menganalisa harga suatu aset harus didasarkan pada fungsi dan kegunaan dari masing-masing indikator tersebut. Akan tetapi kita harus berhati-hati untuk tidak terlalu banyak dalam penggunaan indikator di atas grafik hal ini agar fluktuasi pergerakan harga itu sendiri tak dapat dibaca dengan jelas.

Beberapa contoh penggabungan yang sering digunakan adalah sebagi berikut:

  • Penggunaan Indikator Moving Average yang berfungsi untuk menunjukkan arah tren pergerakan harga. Pada saat tren Bullish (kenaikan harga) apabila grafik harga bergeser ke atas garis MA. Sebaliknya, tren Bearish (penurunan harga) bila grafik harga bergeser ke bawah garis MA. Akan tetapi seringkali akurasi dalam perkiraan harga sangat buruk, oleh karena itu dibutuhkan konfirmasi dengan menggunakan Indikator Teknikal lainnya.
  • Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang berfungsi untuk mengkonfirmasi bahwa arah tren yang diidentifikasi oleh indikator Moving Average (MA). Apabila MA dan MACD sama-sama cenderung Bullish, maka probabilitas memperoleh kesuskses pada saat BUY bisa dikatakan cukup besar. Demikian pula, jika MA dan MACD sama-sama cenderung bearish, maka dapat disimpulkan itu waktunya SELL. Akan tetapi pada harga berapa kita akan melakukan BUY atau SELL? Dalam hal ini MACD kadang kurang terlalu baik dalam menentukan hal tersebut sehingga kita memerlukan dukungan Indikator Teknikal lain lagi.
  • Indikator Relative Strength Index (RSI) digunakan untuk menunjukkan momentum yang bagus bagi trader melakukan BUY atau SELL.

Penggabungan dari beberapa indikator seperti yag telah duraikan diatas bisa kita lihat di gambar dibawah ini:

Gambar 4 – Penggabungan Indikator

Menguji Kehandalan Indikator di Akun Demo

Saran terakhir yang harus diperhatikan oleh seorang trader apabila masih dalam tahap belajar atau mencoba-coba trading, maka alangkah baiknya menggunakan akun demo dan jangan menggunakan akun trading riil dalam menguji kehandalan indikator teknikal.

Penggunaan akun demo memungkinkan kita untuk berlatih pada kondisi pasar aktual, tetapi dana yang dipakai adalah uang virtual yang bisa diperoleh secara gratis dari broker. Oleh karena itu, kita akan lebih bebas dalam melakukan percobaan setiap parameter settingan maupun pengujian kehandalan kombinasi Indikator Teknikal yang digunakan oleh kita.

Kesimpulan

Indikator Teknikal adalah gambaran atau grafis yang menangkap tren dan pola pergerakan harga dan volume perdagangan antar waktu dimana dapat digunakan untuk menggambarkan pergerakan posisi beli atau jual yang belum ditutup di dalam bursa derivatif. Penggunaan Indikator Teknikal untuk untuk memprediksikan kondisi pasar dan harga sebuah instrumen di masa depan sangat penting digunakan dalam menentukan waktu yang tepat untuk masuk atau keluar dari pasar sebuah instrumen.

Indikator Teknikal bisa digunakan secara stand alone atau digabungkan antara beberapa indikator dengan maksud dan tujuan agar trading yang kita lakukan memperoleh hasil yang maksimal buat kita. Demikianlah artikel singkat tentang Pengertian dan Fungsi Indikator Teknikal Dalam Trading, semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.