Standard Deviation adalah sebuah indikator teknikal yang digunakan untuk penentuan trend dan volatilitas suatu market. Indikator ini mengukur jangkauan fluktuasi terhadap moving average. Standard Deviation sering digunakan sebagai bagian dari indikator teknikal lainnya. Indikator Standard Deviation merupakan sebuah indikator teknikal yang banyak digunakan untuk penentuan trend dan volatilitas pasar.
Indikator Standard Deviation mengukur ukuran pergerakan harga baru-baru ini untuk memprediksi seberapa volatile harga di masa depan. Indikator ini dapat membantu memutuskan apakah volatilitas cenderung meningkat atau menurun. Indikator ini tidak memberikan sinyal untuk Buy atau Sell.
Konten Artikel
Indikator Standard Deviation ini sering digunakan sebagai bagian dari indikator teknikal lainnya. Pembacaan Standard Deviation yang sangat tinggi menunjukkan bahwa terdapat perubahan harga yang sangat besar baru saja terjadi, namun penurunan volatilitas dapat segera menyusul, begitu sebaliknya.
Formula Indikator Standard Deviation
Formula perhitungan secara matematika dari indikator Standard Deviation bisa dilihat dibawah ini:
StdDev = SQRT (SUM ((CLOSE – SMA (CLOSE, N))^2, N)/N)
Dimana:
SQRT – akar kuadrat.
SUM (…, N) – jumlah dalam N periode.
SMA (…, N) – simple moving average yang memiliki periode N;
N – periode perhitungan.
Cara Pengaturan
Indikator Standard Deviation termasuk dalam seperangkat indikator bawaan MetaTrader. Cara pengaturannya adalah: Masuk ke “Insert” – “Indicators” – “Trend” – “Standard Deviation”.
Gambar 1 – Pengaturan Indikator Standard Deviation
Periode defaultnya adalah 20, dan merupakan standar untuk ‘Close’ (penutupan harga dari setiap bar). Jika kita menaikan nilai periodenya, maka garis indikator ini akan jauh lebih halus dan akan memperoleh pembacaan high dan low yang ekstrem dengan frekuensi yang terlampau jarang. Sebaliknya, apabila kita menurunkan nilai periodenya, maka garis Standard Deviation akan mencapai high dan low yang ekstrem dengan frekuensi yang lebih sering.
Dengan mekanisme ini, kita akan mendapatkan lebih banyak sinyal trading, dan sebagian besar sinyal tersebut berupa sinyal palsu. Oleh karena itu, kita perlu menguji dan mengatur indikator tersebut agar bisa sesuai dengan aset yang akan ditradingkan serta volatilitasnya. Pengaturan 20 dianggap sebagai standar ukuran yang paling aman dan ampuh.
Prinsip Kerja Standard Deviation
Indikator Standard Deviation memberikan informasi tentang skala dari perubahan suatu harga yang berkaitan dengan Moving Average. Jika nilai indikator Standard Deviation meningkat, artinya bahwa market dapat dikatakan sedang volatil, dan pergerakan swing harga akan sedikit melebar dan sangat relatif terhadap Moving Average. Kejadian sebaliknya, jika nilai dari indikator ini terjadi penurunan, maka volatilitas di market sangat rendah dan harga akan berada sangat dekat dengan Moving Average.
Gambar 2 – Indikator Standard Deviation
Para trader harus mengetahui dan memahami bahwa periode market yang aktif dan tenang akan selalu terjadi dan saling bergantian, sehingga pergerakan harga akan selalu cenderung kembali ke level rata-rata setiap saat. Oleh karena itu mekanisme dari Standard Deviation adalah sebagai berikut:
- Ketika garis Standard Deviation naik, artinya volatilitasnya sangat tinggi, ini disebabkan karena harga penutupan dan harga penutupan rata-ratanya berbeda secara signifikan. High Standard Deviation yang ekstrem memberikan gambaran bahwa keadaan tidak lama lagi akan tenang dan akan disusul dengan konsolidasi.
- Penurunan garis Standard Deviation menginformasikan bahwa volatilitas yang rendah, atau market pada posisi tidak aktif (keadaan harga kecenderungan stabil). Low Standard Deviation yang ekstrem memberikan gambaran bahwa pergerakan market yang akan datang.
Selain fungsi diatas, Standard Deviation juga dapat digunakan untuk memprediksi signifikansi suatu pergerakan suatu harga. Apabila pergerakan yang lebih besar daripada satu Standard Deviation maka akan menunjukkan bahwa kekuatan atau kelemahan rata-rata suatu market, dan sangat tergantung pada arah pergerakannya.
Seperti yang telah dijelaskan pada point di atas, bahwa indikator Standard Deviation memiliki kemampuan utama untuk membaca tingkat volatilitas market, apakah sedang dalam posisi tinggi atau rendah. Meski cukup bisa diandalkan sebagai indikator tunggal, tapi perpaduannya dengan indikator lain akan memberi hasil yang lebih positif. Misalnya dengan menambahkannya indikator lain, yakni, Bollinger Bands.
Sehingga secara keseluruhan, indikator Standard Deviation dapat membantu kita dalam melakukan hal-hal berikut:
- Memilih puncak (top) atau dasar (bottom) market (kita perlu mencari harga yang paling volatil, yang telah melonjak terlalu jauh dari rata-ratanya (mean)).
- Menargetkan titik entry dalam sebuah trend (jika trendnya kuat, kita bisa menargetkan titik entry di harga rata-rata, yakni ketika Standard Deviation rendah).
- Jika harga pada market di dalam rentang yang sempit dan secara tiba-tiba Standard Deviation mendorong harga menjauh dari rata-ratanya, maka kita bisa trading menggunakan break.
Kesimpulan
Standard Deviation adalah sebuah indikator teknikal yang digunakan untuk penentuan trend dan volatilitas pasar. Indikator ini sangat mudah dipahami, dan dengan indikator ini bisa menunjukkan suatu ukuran volatilitas, tinggi atau rendah.
Dari informasi yang diperoleh maka akan sangat membantu kita dalam menentukan waktu yang tepat untuk melakukan entry di market. Demikian penjelasan singkat yang bisa disajikan untuk Anda, semoga artikel tentang Pengenalan Indikator Standard Deviation bermanfaat untuk kita semua.